Memaafkan adalah memberi
pengampunan atas kesalahan yang dilakukan orang lain. Memaafkan (megampuni)
yang bersalah kepada kita, yang telah menyakiti hati dan perasaan kita, adalah
bentuk pemahaman yang sangat mendalam akan dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan.
![]() |
www.rumahzakat.org |
Memaafkan tanpa syarat, hanya
bisa datang dari bathin yang bersih, orang yang bathinnya kotor dan terguncang
tidak akan dapat memaafkan tanpa syarat. Meminta maaf secara tulus hanya bisa
datang dari bathin yang teguh, orang yang bathinnya lemah dan terguncang tidak
akan dapat meminta maaf secara tulus. Tak ada syarat untuk memperoleh
pengampunan Allah, karena maaf dari-Nya adalah sebuah anugerah yang mudah.
Memaafkan tanpa syarat selalu membuat hidup kita menjadi lebih damai dan lebih
bahagia.
Memaafkan Dengan Suka Cita.
Ketika seseorang dengan suka cita (ikhlas) memaafkan orang berbuat salah
kepadanya, dia tidak akan meminta imbalan, tidak akan menuntut balas budi.
Dengan memaafkan kesalahan orang
yang menyakiti hati dan perasaan kita, maka hubungan kita dengan orang berbuat
salah akan baik, hidup kita akan bahagia. Orang yang melakukan kesalahan
tersebut akan merasa bahwa kita teman atau saudaranya bukan lawan (musuh).
Memaafkan Dengan Suka Cita, akan
membuat kehidupan menjadi santai, cerah, ceria, hidup wajar, dan
berpengharapan. Memaafkan, juga menjadikan relasi antar manusia berjalan lebih
baik, tidak ada dendam, kemarahan, kekakuan atau ketegangan. Memaafkan, tentu
membutuh pikiran positif. Sebab akan sulit sekali bagi seseorang untuk
memaafkan jika didalam dirinya masih tersimpan dendam, tidak menerima alasan
kesalahan orang berbuat salah.
Memaafkan adalah titik akhir dari
perasaan dendam dan amarah di dalam hati kita. (Moch. Fakhruroji; Total
Forgiveness) Memaafkan, tidak hanya pada orang lain, tetapi memaafkan diri
sendiri. Tidak sedikit diantara kita berbuat salah, tidak sengaja berbuat
salah, sehingga merugikan kita atau orang lain. Sering sulit memaafkan diri
kita. Sering terjadi menyalahkan diri sendiri. Bisa memaafkan orang lain,
tetapi tidak bisa memaafkan diri sendiri.
Memaafkan, bukan berarti
mentoleransi hukum yang ada. Memaafkan bukan berarti tidak melaksanakan hukum
yang berlaku. Memaafkan bukan berarti kita setuju dan membenarkan tindakan
orang yang menyakiti, tidak berarti membenarkan orang berbuat salah baik
sengaja , tidak senagaj atau lalai, atau membenarkan kesalahannya.
Mamaafkan adalah Kesehatan:
Gerarld Jampolsky (2001) seorang psikiatris ternama mengingatkan, saat rela
memaafkan, sebenarnya kita menolong diri kita sendiri untuk merasakan kedamaian
dan rasa berkasih sayang. Amarah memercikkan bara yang membuat kita mencari
alibi pembenaran balas dendam, terpaku pada kebencian.
Penelitian menunjukkan, pasien
yang menyimpan amarah dan kebencian dalam dirinya berpotensi memiliki berbagai
penyakit seperti sakit kepala, stress, sakit perut, ketegangan otot dan
serangan fisik lainnya sebagai wujud energi negatif yang terkumpul dalam raga
sebagai penyakit. Prof. Petro Petrini Seorang neorolog di Fakultas Kedokteran
Universitas of Pisa, Italia, meneliti pengaruh sikap memaafkan dan toleran
terhadap kinerja otak.
Dia ingin membuktikan bahwa sikap
memafkan dan toleran mampu membuat kondisi kesehatan menjadi lebih baik Dengan
demikian, memaafkan kesalahan orang lain dan menerimanya kembali adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Pengampunan yang sejati mengandung penerimaan yang
total; penerimaan yang sejati mengandung pengampunan yang sepenuhnya.
Pengampunan tanpa penerimaan kembali sebenarnya bukanlah pengampunan.
Penulis: Nelson Sitinjak
Sumber: FP Rumah Zakat
Semoga Sobat hari ini lebih baik dari kemarin, jika ada yang ingin ditanyakan terkait program RZ Cilegon, silahkan isikan komentar dibawah ini
EmoticonEmoticon